-->

Featured post

Perbedaan Wanprestasi Dan PMH

Menurut Yahya Harahap, antara PMH (Perbuatan Melawan Hukum) dan Wanprestasi terdapat perbedaan prinsip, yaitu: Ditinjau dari Wanprestasi ...

Mencari Filsafat Terakhir

MENCARI FILSAFAT TERAKHIR?
Dalam sejarah panjang filsafat, belum pernah ada seorang pun yang mencoba mengakhiri seluruh perjalanan filsafat manusia. itu sangatlah aneh. belum pernah ada seorang pun yang serius mencari cara untuk bagaimana sebuah filsafat baru dibangun sebagai filsafat terakhir. filsafat yang tak lagi memberi kesempatan pada siklus dan hidup. filsafat yang tak lagi hanya sekedar menafsirkan dan mengagumi dunia. filsafat yang tak lagi terjebak pada negara, roh dan idea, atau manusia, bumi dan terakhir, kehidupan. tak seorang pun yang berusaha untuk serius membangun filsafat praktis yang digunakan untuk mengakhiri segala yang ada. dan karena itu, kita butuh landasan untuk bisa berbuat demikian.

Albert Camus pernah secara serius menunjukkan pada kita bahwa "hanya ada satu masalah filosofis yang benar-benar serius, dan itu adalah tentang bunuh diri. menentukan apakah hidup layak dijalani atau tidak sama dengan layak menjawab filsafat fundamental". dia menunjukkan pada kita bahwa apakah hidup ini layak untuk diteruskan atau harus dihentikan saja oleh tangan kita sendir. tapi sayangnya, ia tak pernah menunjukkan kepadaku bahwa dirinya sedang mencoba membangun filsafat yang tak lagi ingin kembali pada kehidupan. mengatasi abdurditas. hanyalah itulah keinginannya.

Sama halnya dengan Heidegger, dialah kegagalan filsafat terbesar dalam sepanjang abad-20. kegagalan paling mengerikan yang akan diteruskan para eksistensialis dan pengikutnya yang melenceng. Camus adalah salah satu bukti kegagalan itu. ini cukup mengherankan, hermeneutika hingga para pemikir posmodern akhirnya hanya sampai pada Lyotard yang mengatakan sejarah besar telah berakhir atau Baudrillard yang menjadi nabi bagi omong kosong visual. mereka yang hanya sekedar menafsirkan berujung pada yang terparah, dan mereka adalah Zizek, Delleuze dan Guattari, lalu para anarkis semacam Moree hingga penerus sosialis barunya Laclau dan Mouffe. kita sedang membutakan mata kita kepada masa lampau yang berabad-abad. lalu datanglah para pengkhotbah hijau yang masih malu-malu mengaku bahwa manusia sudah tak lagi penting!

Norma adalah musuh terbesar bagi ketiadaan! hukum dan rasa malu adalah penjinak yang harus segera diatasi. jika kita masih terus melestarikan kebodohan kita ke beberapa abad kemudian. sepertinya kita memang layak disejajarkan dengan para kera bahkan cacing!

Nietzsche telah membukakan jalan kita menuju ke arah yang lebih jelas walau pada akhirnya ia pun menginginkan kembali pada hidup, tubuh, dan bumi. mungkin ia akan mencemooh diriku sebagai pengkhotbah kematian! aku tak perduli! dengan sinis ia mungkin akan menghujatku dengan teriakan keras sama halnya dengan yang ia lakukan dalam Zarathustranya dan berkata "mereka adalah orang-orang mengerikan yang membawa hewan pemangsa dalam diri mereka kemana-mana dan tidak memiliki pilihan selain nafsu atau pencambukan diri. bahwa nafsu mereka pun adalah pencabukan diri. mereka yang mengerikan ini masih belum manusia: mereka mengkhotbahkan perlawanan terhadap hidup dan semoga mereka kemudian sungguh-sungguh menerapkannya kepada diri mereka sendiri!".

Itulah suara keras nabi terakhir yang dalam karyanya hampir secara seluruh menelanjangi diriku. tapi apakah bom bunuh diri dan sekedar ledakan kecil para anarkis cukup? aku tak menginginkan keabadian atau kematian yang mengarah pada jumlah yang tak akan habis! aku menginginkan pengkhotbah terakhir yang dilupakan Nietzsche dan para pengikutnya yang kemudian. para pengikutnya yang tak memiliki mata. hati. telinga dan otak!

Apa yang paling menjengkelkan dan membuatku ingin muntah yang kalian harus ketahui? hal yang paling membuatku tertawa sinis adalah ketika bertemu dengan para pengikut Nietzsche yang sama sekali miskin imajinasi! dan yang lebih mengerikan adalah mereka yang duduk terdiam dalam singgahsana kehidupan! tuhan baru yang melebihi agama dan negara ini tak akan ditolak oleh para ateis sekalipun! kekonyolan macam apa ini?

Heidegger dan para generasi setelahnya telah membuktikan keburukan itu! kelemahan dan kerusakan paling fatal dari seorang filsuf yang dianggap besar tapi gagal mengakhiri ada! bahkan gagal hanya sekedar memikirkan untuk mengakhiri ada di tengah kekuasaan Nazi yang terus meningkat! lalu datanglah para Eksistensialis dan mereka yang hari ini mencoba membawa Nietzsche bertopengkan anarkisme! lelucon macam apa ini yang ditawarkan kepadaku? kepada kita, bagi kalian yang mengetahui dan tak lagi sekedar badut yang meneguk madu!

Apa yang dilakukan oleh John Moore dan kawan-kawanya terhadap Nietzsche adalah keburukan yang paling buruk bagi awal abad ini! seandainya aku bertemu dengannya, akan langsung aku tembak dia tepat di kepalanya! orang itu telah menulis lelucon semacam ini:

Sebagai proyek pembebasan yang utama, anarkisme -proyek yang bertujuan memusnahkan segala bentuk kuasa, kontrol, dan pemaksaan - sah-sah saja memanfaatkan karya salah satu ikonoklas terbesar sepanjang masa. dan kendati Nietzsche memang keras terhadap para anarkis sezamannya -atau tepatnya terhadap tipe anarkis kontemporer- dalam beberapa hal ia toh sama-sama mengusung visi transformasi total seperti mereka. gagasan, transvaluasi segala nilai jelas tak sekedar cocok dengan proyek anarkis, tetapi juga komponen integral proyek ini. ide tentang berfilsafat dengan godam juga mendasari komitmen anarkis terhadap transformasi sosial radikal.


Kebodohan macam apa yang sedang dikumandangkan Moore dan para anarkis lain yang sedang mengkliam Nietzsche manjadi bagian darahnya! para anarkis adalah mereka yang kekurangan imajinasi, otak, dan tak punya rasa! seperti halnya para otoritas kaku yang ingin mereka buang dan tundukan. aku tak suka, bahkan aku takkan rela menyerahkan Nietzsche dan sekedar memberinya topeng Vendetta yang bahkan para bajingan paling dungu pun bisa mengenakkannya!

kita sedang kekurangan orang yang imajinatif dalam sejarah filsfat kita. kita nyaris tak memiliki orang yang berani tidak hanya sekedar merenung tapi mencoba menerapkan semua yang ia katakan dan pikirkan. seperti ketika Robespierre membicarakan Marat, "orang itu berbahaya: dia mempercayai apa yang dia ucapkan". sejarah filsafat kita kekurangan orang semacam itu! tidakkah itu sangat menyedihkan? atau sungguh memalukan! sementara jika kita punya, kita hanya memiliki para keparat anarkis, orang kiri gadungan, dan mereka yang menjadi teroris yang hanya meledakkan serpihan!

Di lain sisi, kita punya demokrat kurang ajar, pluralis busuk, agamawan yang pamalas dan rusak, para babi kapitalis, dan negarawan yang hanya sekedar berperang untuk mencari sumber daya! dan para politikus yang layak untuk digantung langsung ketika mereka baru terpilih dan jangan sempat mereka merasakan bau dari kursi kekuasaan! tak ada yang benar-benar baru. sungguh sangat disayangkan atau memang seperti itulah siklus yang harus kita jalani? tidakkah kita berani melangkah lebih jauh lagi atau kita hanya sekedar menjadi ateis pecinta damai dan pemuja anggur waktu?!

Aku berbicara kepada mereka yang berani berkata, "aku menginginkan seorang tiran yang tahu arti dari memanggil ketiadaan, dan melakukannya."

Aku berkhotbah pada mereka yang berani berujar, "mari kita akhiri semua omong kosong sejarah umat manusia ini".

aku berada di dekat mereka yang secara geram berteriak, "tuhan sudah mati! tapi kehidupan adalah tuhan baru yang bahkan tak pernah seorang pun dengan serius mematikannya! kita telah menyembah berhala baru. tuhan baru kita itu! kehidupan! kehidupan! kita harus segera mengakhri semuanya dan jangan sisakan walau hanya sekedar serpihannya!".

Aku ajarkan kepadamu, kepada kalian, bahwa kehidupan adalah mitos. kehidupan adalah tuhan baru yang disembunyikan hingga kalian ketagihan akannya. kehidupan adalah sisi lain dari kebahagian. kesenangan. kedamaian. di sana ada juga perang. pemusnahan. ketidapedulian. di dalam kehidupanlah segala bangkai kita pajang di museum. segala kematian kita sembah tanpa putus. segala kemewahan kita junjung sampai darah menetes di telapak kaki kita. di sanalah kita memitoskan segala sesuatu. utopia yang nyaris secara menyedihkan kita teguk terus-menerus bagai candu.

Bagaimana kita berhenti berperang jika kehidupan masih berlanjut? bagaimana kita ingin membuat kedamaian jika kehidupan selalu ada? bagaimana kita ingin keadilan yang menyeluruh jika kehidupan tidaklah pernah sama sejak semula? bagaimana kita bisa berhenti bertengkar dari perdebatan yang tak berujung jika kehidupan adalah penopang segala perbedaan yang ada? bagaimana kita bisa saling mencintai dan bertenggang rasa jika kehidupan selalu menawarkan rasa sakit? bagaimana manusia bisa disatukan jika kehidupan adalah inti dari keberadaannya yang saling bertentangan yang mana kita puja dan mitoskan selama ini? bagaimana bisa kita, dengan sangat tragis dan ironis, membicarakan bahwa kita bermusuhan karena suku, negara, agama, ekonomi, peradaban, politik dan sebagainya jika semua itu hanyalah ekor dari kehidupan yang kepalanya kita sembuyikan dengan seolah-olah lupa dan tidak tahu-menahu? sejarah panjang kita, terlebih filsafat, telah melupakan kehidupan bagi titik permasalahan dan keseriusan yang harus kita bahas dengan sungguh-sungguh. keadaan yang seharusnya bisa kita tertawakan begitu saja.

selama ini kita selalu sekedar berbicara apakah kehidupan ini penting, dari mana kehidupan ini berasal, bagaimana kelak kita terhindar dari kemusnahan, dan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, kita saling membunuh dan menangis tiada henti. atau saling berangkulan membangun ilusi di istana dunia dan berdoa bahwa perang tak akan pernah ada! itulah kekonyolan kita yang nyaris sinting!

Wilbur M. Urban pernah berkata, " ... dunia kita ini mengandung makna. Sebab jika tidak demikian, maka tugas filsafat sebenarnya tidak berarti". permasalahannya, kita terlalu banyak menghirup dan meneguk makna, terus-menerus tiada henti sehingga kita lupa, apa makna yang layak kita perjuang dari seluruh kehidupan kita yang terbentang hingga berabad-abad di belakang? dan filsafat tak pernah ingin menuntaskan makna yang paling ia sayang dan manjakan; kehidupan. itulah makna yang selama ini, para filsuf cintai hingga mereka lupa membangun perpustakaan yang membicarakan bagaimana cara mengakhiri ada!

Filsafat terakhir, adalah filsafat yang tak lagi membicarakan apakah dunia ini, bagaimana dunia ini ada, dan semacamnya. filsafat terakhir akan berbicara bagaimana kita mengakhiri semua ini? cara apa saja yang bisa kita lakukan untuk memusnahkan semua yang ada? apa yang sebaiknya kita lakukan untuk menuju ke ketiadaan mutlak? itulah yang harus kita lakukan. dan filsafat terakhir tak akan lagi berkata apakah makna kehidupan bagi kita? tapi bagaiamana dan dengan cara seperti apa kita bisa mengakhiri seluruh kehidupan yang tersisa?

Tidakah sudah saatnya kita bergegas dan memikirkan bagaimana kita mencapai filsafat terakhir itu? filsafat yang akan mengakhiri segala sesuatu. sebuah filsafat yang akan memutuskan semua ikatan kita dengan masa lampau dan masa depan. filsafat yang akan mengakhiri seluruh perjalanan filsafat manusia. itulah yang aku cari dan aku kabarkan kepada kalian semua.

0 Response to "Mencari Filsafat Terakhir "

Post a Comment

Berkomentar Dengan bijak ya

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel