-->

Featured post

Perbedaan Wanprestasi Dan PMH

Menurut Yahya Harahap, antara PMH (Perbuatan Melawan Hukum) dan Wanprestasi terdapat perbedaan prinsip, yaitu: Ditinjau dari Wanprestasi ...

human: Apakah setiap manusia(Kita) itu sama?

human: Apakah setiap orang itu sama?

Masyarakat tidak mengganggap seperti itu. "Di atas langit, masih ada langit. Di bawah tanah, masih ada tanah." begitulah kata orang-orang. Tapi, hal ini masih ada kelanjutannya. Ketika lahir, setiap manusia pada dasarnya sama. Tapi, setelah itu tergantung usaha dari masing-masing individu. Dari situlah terlihat kesenjangan di antara mereka. Kesenjangan inilah yang memulaiu segalanya sejak kata ingin lebih baik(khiasan) dari siapap pun maka kompetisi dimulai dengan segala cara manusia memanfaatkan manusia. Pemanfaatan inilah yang mengisi segalah kebusukan kita.

Manusia(Kita) tetaplah manusia. Kita adalah makhluk busuk yang bisa melakukan kejahatan sesuai keadaan. Kita sering membohongi orang lain, Kita sering membohongi orang tua Kita sendiri, dan lebih parahnya lagi Kita sering membohongi diri kita sendiri (terjebak diantara nilai-nilai sosial benar atau salah dan kita mulai menimbang lagi disitu bahkan kadang mengesampingkan Agama dan terkadang lebih parahnya Nilai-Nilai Dokmatis Agama dihilangkan). Pada akhirnya, kita hanyalah seekor binatang yang sedikit lebih pintar dari binatang lainnya. 
Ingat : Tindakan kita hanya berdasarkan pada keinginan diri sendiri, Kita sering melupakan balas budi, dan hanya mengingat balas dendam.

Kita sangat busuk dengan penampilan yang elegan bahkan membagakannya. Tingkah laku yang sangat biadab sering kita lakukan bahkan dengan meraka yang mempunyai hubungan darah dengan Kita. Mencari keuntungan atas kasih sayang dan cinta. setelah itu...

Penyesalan

adalah suatu bentuk dari kebusukan kita, sifat ini terus kita pakai sejak kita berakal. Tingkah laku sosial mengeliminasi orang yang pernah Kita temui dan Kita kenal (menjauhi dan melupakan mereka) kerap kali kita lakukan dengan cara menggali kekejaman mereka sebagai bentuk alasan (toxic friend/mengakhiri pertemanan/persahabatan, mengakhiri percintaan, bahkan hubungan keluarga) tapi tidak pernah berfikir kejahatan apa yang pernah kita lakukan terhadap mereka kita lebih mngutamakan keuntungan(berharap telah membuat keputusan yang berbeda di masa lalu, karena konsekuensi dari keputusan yang dibuatnya tidak menguntungkan/regret. Kebusukan-kebusukan inilah yang selalu melekat dan selalu kita bawa setiap hari bahkan kita tidur dengannya setiap malam.

Sangat Jijik dengan orang lain  tapi tidak pernah melihat bahwa tubuh Kita adalah pabrik pengelolaan  limbah dan sampah, yang bahanya Kita sebut kenikmatan(makanan). Bahkan setelah proses mengeluarkan sampah(berak/boker) tersebutpun Kita merasa jijik dengan bauh, bentuk dari hasil diri kita sendiri itu bahkan tidak sudih untuk meliriknya. Betapa munafiknya Kita ini.

Kita telah banyak mngesampingkan Nilai-nilai luhur(gotong-royong). Dokma Agama Terkesampingkan dan Tak terpakai (Nilai-nilainya hanya menjadi tameng, alasan-alasan pembelaan diri seta identitas atas kesucian dan keniscayaan).

Kita telah sangat busuk *(penuh dengan keiinginan, napsu, kesombongan/angku, kedengkian/iri, kemunafikan) sehingga perluh dicuci sampai pada kebenaran bahawa Kita hanyalah satu bentuk dari lemahnya ketidak-berdayaan(sakratul maut), dari kesepian tanpa batas(kematian), dari wadah yang berisi kekosong(jasad).



-regards-

💟

 M.A.D 

0 Response to "human: Apakah setiap manusia(Kita) itu sama?"

Post a Comment

Berkomentar Dengan bijak ya

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel